Dr. H. Kisbiyanto, S.Ag., M.Pd
Wakil Rektor III IAIN Kudus
Semua agama ternyata ada unsur peribadatan puasa, baik Islam, Nasrani, Yahudi, Hindu, Budha, Kong Hucu. Puasa menjadi pelatihan ruhani pada diri seorang hamba. Disebut pelatihan karena penjagaan keseimbangan antara jasmani dan ruhani manusia tidak secara otomatis (given) dalam keadaan stabil. Bahkan keimanan seseorang atas Tuhannya juga mengalami fluktuasi bertambah dan berkurang (al-imanu yazidu wa yanqushu). Puasa sebagai training untuk ruhani manusia mempunyai tiga dimensi spiritual, yaitu nilai, kemanusiaan, dan ketuhanan. Puasa bisa dilihat dari aspek nilai bahwa kebaikan yang dilakukan manusia itu tidak menumpuk materi semata, namun ada kebaikan berupa menguatkan ruhaniyah sehingga manusia sempurna jika dia menyeimbangkan antara jasmani dan ruhani. Puasa dilihat dari aspek kemanusiaan bahwa laku manusia apapun bentuk dan motifnya akan sangat berpengaruh pada hubungan antar sesama manusia. Puasa mengajarkan timbang rasa dan empati kepada manusia lain untuk merasakan lapar dan dahaga, sehingga muncul kepedulian sosial untuk saling membantu dan tidak saling menyakiti antar manusia. Puasa dilihat dari aspek ketuhanan bahwa puasa bukan hanya urusan hamba dengan sesama manusia tetapi urusannya dengan Tuhan Yang Maha Bijaksana. Puasa menyadarkan manusia bahwa tidak ada kekuatan yang lebih kuat selain Dzat Yang Maha Agung yaitu Allah subhanahu wata’ala. Wallahu a’lam