Event Islam
Saat bulan Sya’ban, sebentar lagi akan memasuki bulan suci Ramadan, ada-ada saja persiapan umat muslim di Indonesia. Sekurangnya akan ada nyadran, yaitu ziyarah kubur menjelang bulan puasa kepada para leluhur, para guru, para wali yang telah wafat untuk mendoakannya. Ada juga ruwahan, yaitu mengirim doa kepada arwah yang sudah meninggal, biasanya masyarakat diundang dalam suatu hajatan atau slametan kemudian bersama-sama tahlilan dan mendoakan para arwah, kemudian saat pulang membawa berkat yang berisi nasi dan makanan sebagai sedekah. Ada pula yang menyambut Ramadan dengan bersuci, dengan cara mandi di belik atau padusan atau sendang di desanya. Bersuci dalam arti wudlu dan mandi sebagai simbol dari mensucikan hati dari keburukan dan mengisinya dengan niatan baik, karena selama Ramadan jiwa dan raga akan difokuskan pada ibadah kepada Allah.
Pesan penting dari kegiatan-kegiatan simbolik penyambutan Ramadan melalui kegiatan ruwahan, nyadran, ziyarah, sesuci berarti manusia hidup di dunia ini perlu mengingat 2 hal : (1)manusia penuh dengan kesalahan dan dosa, sehingga menyambut Ramadan menjadi momen penting untuk meminta ampun kepada Allah, dan juga mendoakan para keluarga, guru, ulama, wali, nabi untuk kebaikan mereka di alam barzah; (2)manusia sadar akan kelemahannya dalam hidup dan menjalani kehidupan, karena itu Ramadan sebagai bulan yang penuh berkah berupa kelipatgandaan pahala dan berkah harus disyukuri dengan memanfaatkannya untuk beribadah dan bersujud pada Allah SWT. Karena itu, mari berintrospeksi pada diri kita masing-masing, bersiap menyambut bulan suci Ramadan dengan jiwa dan raga yang baik, yaitu jiwa-jiwa yang tulus, ikhlas, dan tenang dalam menghamba pada Allah, dan raga yang sehat penuh kekuatan untuk beribadah pada-Nya. Wallahu a’lam. #Kisbiyanto, Wakil Rektor III IAIN Kudus, Sekretaris PCNU Kudus