Musim hujan belum berakhir di penghujung Februari 2023 khususnya di daerah Jawa. Curah hujan masih tinggi dan diperkirakan sampai pertengahan Maret 2023. Terjadilah banjir di sana dan di sini beserta dampak ikutannya, misalnya air sungai meluap, kawasan pemukiman penduduk dan sawah tergenang air, jembatan tersumbat karena banyak material yang mengikuti air, tanah longsor, jalan rusak, dan kemacetan lalu lintas. Meski tidak menjadi bencana nasional, dan semoga tidak terjadi bencana yang semakin membesar, namun keadaan seperti itu hampir terjadi setiap tahun di negara dengan iklim tropis dan dua musim penghujan dan kemarau seperti di Indonesia.
Para pejabat terkait dan pimpinan daerah sering kali datang meninjau dan memberi bantuan kepada masyarakat terdampak banjir tersebut. Tak terkecuali, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang blusukan ke desa-desa yang tergenang dan jalan yang macet di sekitaran Jawa Tengah, khususnya di pantai utara (pantura). Kesigapan para petugas dengan gerak cepatnya pasti bisa dipastikan, apalagi ada pejabat publik sekelas Bupati atau Gubernur datang dengan istilah sidak. Sidak merupakan kependekan dari inspeksi pendadak alias pengawasan secara cepat ke suatu lokasi yang dituju.
Ada pemandangan yang cukup menarik dalam kesigapan para petugas tanggap bencana itu, misalnya Gubernur Jawa Tengah berkali-kali memuji Gerakan Pemuda Ansor dengan Banser Tanggap Bencana (BAGANA), salah satu satuan badan otonom di bawah nauangan Nahdlatul Ulama (NU). Sebagian masyarakat dan juga para pejabat sedikit heran karena gerakan GP ANSOR ini cepat sekali ke titik yang paling depan di lokasi bencana. Ternyata, memang BAGANA itu dibentuk dari anggota masyarakat dari kawula muda NU, yang berasal dari dukuh-dukuh dan desa-desa, bahkan yang sangat terpencil. Dengan kesiapsiagaan mereka, ketika terjadi suatu bencana, maka merekalah yang pertama datang dan membantu sebelum petugas resmi dari badan penanggulangan bencana oleh pemerintah datang.
Fenomena kesiapsiagaan Banser Tanggal Bencana (BAGANA) ini menarik untuk dijadikan contoh bagi kita semua, bahwa membantu orang yang sedang terkena bencana itu bagian dari tugas kemanusiaan yang sangat mulia. Selain itu, tugas kemanusiaan inj juga bagian dari tugas suci melaksanakan ajaran agama. Wallahu fi ‘aunil abdi madamal ‘abdu di ‘auni akhihi, Allah pasti akan selalu membantu hamba-Nya selama hamba-Nya membantu saudaranya. Indah sekali beragama Islam, apapun yang baik-baik otomatis menjadi ibadah, termasuk menolong korban banjir. Tentu saja, banyak orang baik selain Banser, GP ANSOR, dan NU yang mempunyai kesiapsigapan membantu terdampak bencana. Jadi, hidup di Indonesia itu memang mengasyikkan, orang-orangnya ramah dan suka menolong kepada sesama, tanpa memperhatikan identitas suku, agama, ras, antar golongan. Mantap.