![](http://sadaqa.id/wp-content/uploads/2023/02/foto-abdurrohman-kasdi-1024x682.jpeg)
“Revitalisasi paradigma wasathiyyah perlu dikedepankan dengan tujuan untuk mewujudkan peradaban dunia yang damai, adil, sejahtera, dan beradab. Di sinilah pentingnya mengkaji implementasi alwasathiyyah dalam menangkal radikalisme, terutama jika dikaitkan dengan perkembangan moderasi beragama di Indonesia” ujar alumni Kampus Al- Azhar Mesir ini.
Lebih lanjut Prof Dur menjelaskan 5 prinsip moderasi beragama diantaranya memiliki pola pikir moderat, pola pikir toleran, pola pikir reformatif, pola pikir dinamis, dan pola pikir metodologis.
“Moderasi beragama lebih mengedepankan persaudaraan yang berlandaskan pada asas kemanusiaan,di samping asas keimanan atau kebangsaan” pungkasnya.
Sementara itu Kepala BDK Denpasar, H. Suyatno, Lc, MA berharap peserta Diklat memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai wasathiyah ini. Hal ini karena peserta terdiri dari lintas agama, suku dan budaya yang ada di Bali.